Perlu Peningkatan Teknologi, Inovasi dan Komunikasi dalam EBT

15-11-2021 / KOMISI VII
Anggota Komisi VII DPR RI Ratna Juwita Sari. Foto: Oji/Man

 

Anggota Komisi VII DPR RI Ratna Juwita Sari mengatakan, jika Indonesia ingin berkomitmen dalam penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai penggunaan energi baru yang lebih ramah lingkungan, maka peningkatan di bidang teknologi, inovasi dan komunikasi diperlukan untuk menyatukan 4 pilar EBT.

 

Hal tersebut disampaikan Ratna dalam Rapat Kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Direktur Utama PT PLN (Persero) dan Direktur Utama PT Pertamina yang membahas tentang strategi dan progres transisi EBT, dampak penerapan carbon tax terhadap sektor energi dan isu lainnya, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (15/11/2021).

 

"Menurut saya, jika kita benar ingin berkomitmen dengan peningkatan energi EBT, kita butuh teknologi, inovasi dan komunikasi. Karena ada empat pilar yang harus disatukan, supaya masyarakat dapat menikmati energi yang eligible, berkeadilan dan berkelanjutan," ujar politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

 

SAKSIKAN VIDEO TERKAIT : KOMISI VII DPR RI RAPAT KERJA DENGAN MENTERI ESDM RI DAN PT PLN

 

Ratna menambahkan, Swiss sebagai salah satu provider terbesar EBT dan memiliki empat musim, namun telah dapat memaksimalkan floating solar panel sebagai sumber dari EBT. Menurutnya, Indonesia bisa mengikuti yang dilakukan Swiss dengan mendorong sosialisasi yang baik kepada masyarakat.

 

"Di Indonesia semua institusi teknik yang kita tahu sudah bikin solar panel dan kita tinggal mendorong supaya itu disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat, bagaimana mekanisme hitung-hitungannya, apakah bisa langsung digunakan atau harus melalui PLN," imbuh Ratna.

 

Lebih lanjut, legislator dapil Jawa Timur IX ini menekankan bahwa sebagai stakeholder penyedia energi listrik satu-satunya di Indonesia, PLN memiliki kontribusi yang besar terkait pencapaian bauran EBT di Indonesia. Untuk itu PLN dinilai perlu memperkuat investasi EBT, bukan malah mendorong proyek PLTU.

 

"Sebenarnya yang akan kita perkuat itu di sisi apa? Sementara kita tahu bahwa harus menciptakan ekosistem yang baik, investasi untuk EBT, namun jika di sisi lain yang digenjot malah energi fosil, pasti pengusaha di bidang EBT itu kesel. Harusnya EBT kita perkuat, kita beri privillege atau jika bisa kita beri intensif dan sebagainya. Bukan malah mendorong proyek PLTU lagi, padahal membutuhkan investasi yang besar," tambahnya. (mi,bia/sf)

BERITA TERKAIT
Program MBG Diluncurkan: Semua Diundang Berpartisipasi
06-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Gizi Nasional dijadwalkan akan meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari ini, Senin, 6 Januari 2025....
Komisi VII: Kebijakan Penghapusan Utang 67 Ribu UMKM di Bank BUMN Perlu Hati-Hati
04-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyoroti rencana pemerintah yang akan menghapus utang 67 ribu...
Pemerintah Diminta Tingkatkan Daya Saing Produk UMKM dan Ekonomi Kreatif Indonesia
03-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini dituntut untuk menata dan...
Dina Lorenza Dukung Kenaikan PPN: Harus Tetap Lindungi Masyarakat Menengah ke Bawah
24-12-2024 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza mendukung rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen...